
Memperingati Nuzul al-Qur’an di Indonesia (Foto: Suara.com )
Oleh : Prof. Dr. Murodi al-Batawi, MA*
Puasa Ramadhan kita sudah memasuki sepuluh hari kedua -- yaitu hari yang penuh dengan ampunan, setelah sebelumnya berada pada hari yang penuh dengan rahmah, kasih sayang. InsyaAllah, kita memperoleh keduanya. Di tengah malam yang penuh dengan ampunan ada satu peristiwa menggemparkan dunia, yaitu peristiwa turunnya al-Qur’an. Malam Nuzul al-Qur’an selalu diperingati setiap tahunnya, sehingga menjadi sebuah tradisi yang sangat baik untuk dilaksanakan.
Tradisi Memperingati Nuzulul Qur'an
Malam Nuzulul Qur'an adalah malam yang sangat penting dalam kalender Islam. Pada malam ini, umat Muslim di seluruh dunia memperingati turunnya Al-Qur'an, kitab suci umat Islam, kepada Nabi Muhammad Saw. Malam Nuzulul Qur'an adalah malam yang diturunkannya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad Saw. Peristiwa ini terjadi pada malam 17 Ramadhan, tahun 610 M, ketika Nabi Muhammad Saw berusia 40 tahun.
Sejarah Tradisi Memperingati Malam Nuzulul Qur'an
Tradisi memperingati Malam Nuzulul Qur'an telah ada sejak zaman Nabi Muhammad Saw. Pada malam ini, Nabi Muhammad Saw dan para sahabatnya melakukan ibadah dan memohon ampun kepada Allah Swt. Pada zaman Nabi Muhammad Saw -- tradisi memperingati Malam Nuzulul Qur'an dilakukan dengan melakukan ibadah dan memohon ampun kepada Allah Swt. Nabi Muhammad Saw juga memerintahkan para sahabatnya untuk memperingati malam ini dengan melakukan ibadah dan membagikan sedekah kepada fakir miskin. Kemudian pada zaman Para Sahabat dan Taabi'in Tabi'in, tradisi ini masih terus dilakukan dengan melakukan ibadah dan memohon ampun kepada Allah Swt. Mereka juga membagikan sedekah kepada fakir miskin dan melakukan kegiatan keagamaan lainnya.
Selanjutnya di zaman modern -- tradisi memperingati Malam Nuzulul Qur'an tetap dilakukan dengan melakukan ibadah dan memohon ampun kepada Allah Swt. Umat Muslim di seluruh dunia juga memperingati malam ini dengan melakukan kegiatan keagamaan lainnya, seperti membaca Al-Qur'an, mengadakan khotbah dan ceramah, dan membagikan sedekah kepada fakir miskin.
Tradisi Perayaan Nuzul al-Qur’an di Indonesia
Nuzul al-Qur’an diperingati oleh hampir seluruh penduduk Muslim Dunia, termasuk Indonesia. Beragam nama dan tradisi yang disematkan pada perayaan malam Nuzul al-Qur’an ini, seperti ; Maleman (Jawa Timur, Bali, dan Nusa Tenggara Barat): Tradisi ini dilakukan dengan membuat kue serabi yang kemudian dibagikan ke lingkungan sekitar. Di Bali, tradisi ini dilakukan dengan membuat tumpeng yang kemudian dibawa ke masjid atau mushala terdekat. Malam Pitu Likukh (Lampung): Tradisi ini dilakukan dengan penancapan obor besar yang terbuat dari susunan batok kelapa. Masyarakat Lampung juga menyiapkan hidangan seperti kuah beulangong. Keriang Bandong (Kalimantan Barat): Tradisi ini dilakukan dengan pemasangan ribuan lampu yang terbuat dari batang bambu dengan sumbu di atasnya. Khatam Al-Quran dan Sorban Berjalan (Jawa Timur): Tradisi ini dilakukan dengan mengarak sorban yang dianggap sakral oleh penduduk setempat. Setiap orang yang dilewati oleh sorban tersebut wajib menaruh sumbangan berupa uang seikhlasnya di atas sorban tersebut.
Kuah Beulangong (Aceh dan Sumatera Utara): Tradisi ini dilakukan dengan mengolah hidangan seperti kuah Beulangong yang terbuat dari daging sapi, kambing, atau kerbau yang dicampur dengan nangka muda.
Tradisi-tradisi tersebut merupakan contoh keberagaman budaya dan tradisi di Indonesia dalam memperingati Nuzulul Qur'an. Perayaan Nuzulul Qur'an di Indonesia telah dimulai sejak masa pemerintahan Presiden Soekarno dan dilanjutkan oleh pemerintahan saat ini. Dan peringatan malam Nuzul al-Qur’an ini sering juga dilaksanakan di Istana Negara sebagai momen nasional. Perayaan Nuzul al-Qur'an di Istana Negara telah menjadi tradisi sejak masa pemerintahan Presiden Soekarno. Acara ini biasanya digelar setiap tanggal 17 Ramadhan dan dihadiri oleh Presiden, Wakil Presiden, dan para Menteri.
Acara peringatan Nuzul al-Qur'an di Istana Negara biasanya diisi dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an, Tausiyah, dan doa bersama. Pada tahun 2019, Presiden Joko Widodo menggelar acara peringatan Nuzul al-Qur'an di Istana Negara dengan tema "Kebersamaan dan Keberagaman Perspektif Al-Qur'an".
Selain itu, acara peringatan Nuzul al-Qur'an di Istana Negara juga diisi dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an oleh qori dan qoriah terbaik dari seluruh Indonesia. Pada tahun 2011, acara peringatan Istana Negara diisi dengan pembacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an oleh Qori terbaik II pada Nuzul al-Qur'an di seleksi nasional di Kalimantan Selatan H. Sabaruddin dan Qori terbaik II pada pekan MTQ RRI Tingkat Nasional 2011 di Bandar Lampung H. Raden Harmoko.
Hikmah Malam Nuzul Al-qur’an
Malam Nuzulul Qur'an adalah malam yang sangat istimewa bagi umat Islam, karena pada malam itu Al-Qur'an diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Berikut beberapa hikmah Malam Nuzulul Qur'an: 1. Mengingatkan Kembali Kepada Allah Swt. Malam Nuzulul Qur'an mengingatkan kita kembali kepada Allah SWT, Pencipta alam semesta dan segala isinya. Pada malam itu, kita diingatkan kembali tentang kebesaran dan kekuasaan Allah Swt. 2. Menghargai Al-Qur'an sebagai Pedoman Hidup. Malam Nuzulul Qur'an mengingatkan kita tentang pentingnya Al-Qur'an sebagai pedoman hidup. Al-Qur'an adalah kitab suci yang berisi petunjuk dan bimbingan bagi umat manusia. 3. Meningkatkan Ketaqwaan dan Kekhusyuan. Malam Nuzulul Qur'an mengajak kita untuk meningkatkan ketaqwaan dan kekhusyuan dalam beribadah. Pada malam itu, kita diingatkan kembali tentang pentingnya ketaqwaan dan kekhusyuan dalam beribadah. 4. Mengingatkan Kembali Kepada Perjuangan Nabi Muhammad Saw. Malam Nuzulul Qur'an mengingatkan kita kembali kepada perjuangan Nabi Muhammad Saw dalam menyebarkan ajaran Islam. Pada malam itu, kita diingatkan kembali tentang pentingnya perjuangan dan pengorbanan dalam menyebarkan ajaran Islam. 5. Meningkatkan Ukhuwah Islamiyah. Malam Nuzulul Qur'an mengajak kita untuk meningkatkan ukhuwah Islamiyah, yaitu persaudaraan dan persatuan di antara umat Islam. Pada malam itu, kita diingatkan kembali tentang pentingnya ukhuwah Islamiyah.
Hikmah Peringatan Nuzulul Qur'an
Di samping itu, peringatan Nuzulul Qur'an memiliki beberapa hikmah, antara lain: Ketentraman Hati: Al-Qur'an dapat menenangkan hati dan memberikan ketentraman bagi orang yang membacanya. Pedoman Hidup: Al-Qur'an adalah pedoman hidup bagi umat Islam, yang berisi ayat-ayat tentang keesaan Allah Swt dan landasan dalam menjalankan kehidupan. Keberkahan: Peringatan Nuzulul Qur'an -- identik dengan Malam Lailatul Qadr, yang memiliki keberkahan dan pahala yang besar bagi orang yang menjalankannya dengan ikhlas dan sungguh-sungguh.
Pendapat Para Ulama dan Mujtahid Besar Islam
Para ulama dan mujtahid besar Islam memiliki pendapat yang sama tentang tradisi memperingati Malam Nuzulul Qur'an. Mereka menjelaskan bahwa tradisi ini dapat membantu umat Muslim meningkatkan kesadaran spiritual dan memperkuat hubungan dengan Allah Swt.
Imam Al-Ghazali : Imam Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya' Ulumuddin menjelaskan bahwa tradisi memperingati Malam Nuzulul Qur'an dapat membantu umat Muslim meningkatkan kesadaran spiritual dan memperkuat hubungan dengan Allah Swt.
Imam Ibn Taimiyah: Imam Ibn Taimiyah dalam kitabnya Majmu' Al-Fatawa menjelaskan bahwa tradisi memperingati Malam Nuzulul Qur'an dapat membantu umat Muslim meningkatkan kesadaran spiritual dan memperkuat hubungan dengan Allah Swt.
Imam An-Nawawi: Imam An-Nawawi dalam kitabnya Riyadhus Shalihin menjelaskan bahwa tradisi memperingati Malam Nuzulul Qur'an dapat membantu umat Muslim meningkatkan kesadaran spiritual dan memperkuat hubungan dengan Allah Swt.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Tradisi memperingati Malam Nuzulul Qur'an yang telah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW, terus dipertahankan. Tradisi ini dapat membantu umat Muslim meningkatkan kesadaran spiritual dan memperkuat hubungan dengan Allah Swt. Para ulama dan Mujtahid besar Islam juga memiliki pendapat yang sama tentang tradisi ini.
*Dosen Tetap Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Tokoh Betawi
Editor: Jufri Alkatiri