
Tradisi Puasa Syawal (Foto: TQNNews)
Oleh: Prof. Dr. Murodi al-Batawi, MA*
Bulan Syawal telah tiba -- Muslim Dunia berhari Raya. Minal ‘Aidin wal Faidzin Mohon maaf lahir dan bathin. Masyakat Muslim di seluruh dunia merayakan kemenangan, setelah sebulan penuh berpuasa Ramadhan. Ditambah melaksanakan Shalat Tarawih, membaca al-Qur’an, membayar zakat, infaq, dan shadaqah. Mereka telah mampu menyelesaikannya dengan baik dan sempurna.
Tetapi, ada satu tradisi tambahan yang dilakukan umat Islam lainnya, yaitu melaksanakan puasa Sunnah di bulan Syawal selama enam hari. Hal ini dilakukan, karena umat Islam percaya perkataan Nabi Muhammad saw bahwa siapa saja dari umat Islam yang melakukan puasa Sunnah Syawal selama enam hari selama bulan Syawal -- seakan berpuasa satu tahun penuh.
Puasa Sunnah Syawal ini dilakukan bukan pada hari pertama Hari Raya, karena haram hukumnya berpuasa di hari raya. Tetapi dilakukan setelah hari berikutnya. Dan biasanya, umat Islam Indonesia melakukannya selama enam hari berturut-turut. Pada tanggal ketujuh baru mereka berbuka kembali untuk menyambut Hari Raya Akbar.
Dalam perayaan tersebut, biasanya mereka menyediakan panganan berupa snack dan kuliner lainnya, terutama ketupat dan sayurnya untuk disantap secara bersama dengan keluarga dan tetamu lainnya. Masyarakat Muslim di beberapa tempat di Indonesia, seperti Jawa Timur, Madura, dan Mataram, menyebutnya dengan Lebaran Ketupat. atau Lebaran Topat.
Sejarah Tradisi Puasa Sunnah di bulan Syawal
Puasa Sunnah di bulan Syawal memiliki asal-usul yang erat kaitannya dengan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Nabi Muhammad SAW bersabda: Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadan, kemudian diikuti dengan puasa enam hari di bulan Syawwal, maka itu sama dengan berpuasa setahun penuh." (HR. Abu Dawud) Tradisi kemudian dilakukan umat Islam guna mendapatkan pahala dan lebih mendekatkan diri pada Allah Swt.
Makna Filosofis Puasa Sunnah Syawal
Beberapa makna filosofis puasa Sunnah Syawal: 1. Mengukuhkan Kemenangan Spiritual: Puasa sunnah Syawal merupakan lanjutan dari puasa Ramadhan, yang merupakan kemenangan spiritual bagi seorang Muslim. Dengan melakukan puasa Sunnah Syawal, seorang Muslim dapat mengukuhkan kemenangan spiritualnya dan membuatnya lebih kuat dan lebih stabil.2. Meningkatkan Kesabaran dan Ketakwaan: Puasa Sunnah Syawal juga memiliki makna filosofis untuk meningkatkan kesabaran dan ketakwaan seorang Muslim. Dengan melakukan puasa sunnah Syawal -- seorang Muslim dapat meningkatkan kesabaran dan ketakwaannya, serta membuatnya lebih siap untuk menghadapi tantangan-tantangan dalam kehidupan. 3. Mengembangkan Kualitas Ibadah: Puasa Sunnah Syawal juga memiliki makna filosofis untuk mengembangkan kualitas ibadah seorang Muslim. Dengan melakukan puasa sunnah Syawal, seorang Muslim dapat mengembangkan kualitas ibadahnya, serta membuatnya lebih dekat dengan Allah Swt. 4. Mengingatkan Kembali Nilai-Nilai Ramadan: Puasa Sunnah Syawal juga memiliki makna filosofis untuk mengingatkan kembali nilai-nilai Ramadhan. Dengan melakukan puasa Sunnah Syawal, seorang Muslim dapat mengingatkan kembali nilai-nilai Ramadan, seperti kesabaran, kejujuran, dan kepedulian terhadap orang lain. 5. Mengembangkan Kualitas Moral: Puasa Sunnah Syawal juga memiliki makna filosofis untuk mengembangkan kualitas moral seorang Muslim. Dengan melakukan puasa sunnah Syawal, seorang Muslim dapat mengembangkan kualitas moralnya, seperti kejujuran, kesabaran, dan kepedulian terhadap orang lain.
Kaitan Antara Puasa Sunnah Syawal dengan Lebaran Ketupat
Puasa Sunnah Syawal dan Lebaran Ketupat memiliki kaitan yang sangat erat dalam tradisi Islam di Indonesia. Puasa sunnah Syawal adalah puasa yang dilakukan selama enam hari di bulan Syawal, sedangkan Lebaran Ketupat adalah tradisi yang dilakukan oleh masyarakat Islam di Indonesia untuk merayakan Idul Fitri.
Asal-Usul Lebaran Ketupat
Lebaran Ketupat memiliki asal-usul yang erat kaitannya dengan puasa Sunnah Syawal. Pada zaman dahulu, masyarakat Islam di Indonesia melakukan puasa Sunnah Syawal selama enam hari di bulan Syawal. Setelah melakukan puasa Sunnah Syawal -- mereka merayakan Idul Fitri dengan membuat ketupat dan melakukan tradisi Lebaran Ketupat.
Makna Lebaran Ketupat
Lebaran Ketupat memiliki makna yang sangat mendalam dalam tradisi Islam di Indonesia. Lebaran Ketupat merupakan simbol dari kemenangan spiritual yang telah dicapai oleh umat Islam setelah melakukan puasa Ramadan dan puasa Sunnah Syawal. Lebaran Ketupat juga merupakan kesempatan untuk memperkuat silaturahmi dan mempererat hubungan antara keluarga dan masyarakat.
Puasa Sunnah Syawal dan Lebaran ketupat memiliki kaitan yang sangat erat dalam tradisi Islam di Indonesia. Puasa Sunnah Syawal merupakan persiapan spiritual untuk merayakan Idul Fitri, sedangkan Lebaran Ketupat -- merupakan kesempatan untuk memperkuat silaturahmi dan mempererat hubungan antara keluarga dan masyarakat. (*)
*Dosen Tetap Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pengamat Sosial Kemasyarakatan
Editor: Jufri Alkatiri