
Pesantren: Asal usul Kelembagaan (Foto: Gen Muslim)
Oleh: Prof. Dr. Murodi al-Batawi, MA*
Sedangkan menurut Zamakhsyari Dhofier, bahwa kata Pesantren berasal dari kata dasar Santri yang berasal dari bahasa Tamil yang berarti Guru Mengaji. Sedangkan menurut CC. Berg, diksi pesantren berasal dari kata Shastra yang berarti Buku-Buku Suci, Buku-buku Agama dan Buku-buku pengetahuan.
Dengan demikian - istilah pesantren tersebut masuk ke Indonesia bersamaan dengan kedatangan dan perkembangan agama Hindu sebelum kedatangan agama Islam. Setelah datangnya agama Islam institusi ini ditransformasikan ke dalam sistem Islam dan kemudian kontens lembaga pesantren ini diisi dengan program pendidikan Islam sesuai dengan tujuan program pengembangan agama Islam. Berdasarkan alasan terminologis, persamaan bentuk antara pesantren dan pendidikan Hindu di India dapat dianggap sebagai petunjuk untuk menjelaskan mengenai asal usul sistem pendidikan pesantren.
Pada zaman kerajaan dahulu, ada kebijakan yang dikeluarkan oleh kerajaan untuk memberikan satu wilayah atau daerah yang diperuntukan bagi pengembangan pendidikan dan diserahkan kepada tokoh agama untuk dimanfaatkan sebagai daerah otonomi penuh untuk pengembangan ajaran agama Hindu. Daerah itu diberi nama Perdikan, yang dibebaskan dari berbagai pungutan pajak, seperti yang dikenakan pada daerah lain.
Para pengelola dan guru di lembaga pendidikan Hindu ini tidak mendapat gaji, tetapi mendapatkan penghormatan luar biasa dari kerajaan dan masyarakat. Daerah perdikan biasanya terketak di pedesaan dan jauh dari pusat kota dan keramaian, sehingga mereka, baik para guru maupun para murid terbebas dari pengaruh dari luar, dan mereka hanya fokus mengajarkan dan mengembangkan ajaran agama Hindu dan Budha.
Diperkirakan, menurut Ziemek, pesantren di Indonesia mencontoh bentuk lembaga pendidikan Hindu-Budha dengan mengubah bentuk pendidikan Asrama dan Mandala, seperti lembaga pendidikan yang ada di Infia, Burma/Myanmar dan Muangthai ataupun di Jawa pra Islam.
Sedangkan menurut Clifford Geertz pengertian Santri diturunkan dari bahasa Sanskerta, Shasstri yang berarti ilmuan Hindu yang pandai menulis. Kata Shashtri punya arti seorang pelajar yang ingin memperdalam ilmu agama. Kemudian diksi ini dalam tradisi penduduk Jawa muslim diadopsi menjadi penduduk Jawa yang menganut Islam dengan sunguh-sungguh, rajin shalat, dan sebagainya. Demikian pengertian istilah Santri dan pesantren. (bersambung)
*Dosen Tetap Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Pengamat Sosial Kemasyarakatan
Editor: Jufri Alkatiri