Pascagempa di Aceh Barat Daya, Situasi Relatif Kondusif (Foto: BNPB)

Pijarberita.com – Jakarta, Pascagempa bumi  dengan Magnitudo 6.2 di Kabupaten Aceh Barat Daya dan Kabupaten Aceh Selatan, Provinsi Aceh, Minggu kemarin dapat diatasi oleh BPBD Kabupaten Aceh Barat Daya, BPBD Kabupaten Aceh Selatan, serta masyarakat setempat.

Delapan kepala keluarga yang terdampak gempa bumi di Kecamatan Manggeng dan satu kepala keluarga di Kecamatan Lembah Sabil, kabupaten Aceh Barat Daya dapat diantisipasi. Hal yang sama terhadap  empat kepala keluarga di  Kecamatan Sawang dan satu kepala keluarga di Kecamatan Kluet Tengah Kabupaten Aceh Selatan.

Data BNPB yang diperoleh dari BPBD Kabupaten Aceh Barat Daya dan BPBD Kabupaten Aceh Selatan menyebutkan, sejumlah kerugian materiil dialami warga, termasuk satu unit Talud sepanjang 50 meter rusak. BNPB  mengimbau warga untuk waspada terhadap kemungkinan gempa susulan. Gempa di Aceh Barat Daya, berada pada 3.67 Lintang Utara, 96.86 Bujur Timur dengan kedalaman 45 Kilometer yang berpusat di laut dan tidak berpotensi Tsunami.

Banjir

Sementara itu Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan,  sejumlah kejadian bencana alam masih terjadi  di beberapa daerah di tanah air. Hujan  deras yang melanda Desa Kenongorejo, Pilangkenceng, Madiun, Provinsi Jawa Timur, merendam wilayah tersebut. Banjir dengan  ketinggian air mencapai 50-100 cm mengakibatkan 58 Kepala Keluarga dan puluhan rumah terdampak banjir. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madiun terus melakukan koordinasi dengan petugas kelurahan dan kecamatan setempat.

BNPB mengimbau masyarakat untuk tetap meningkatkan kesiap-siagaan dan kewaspadaan dalam mengantisipasi ancaman potensi risiko bencana hidrometeorologi basah. “Segera lakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman jika terjadi hujan deras lebih dari satu jam dan jarak pandang kurang dari 100 meter. Pemerintah daerah diminta untuk segera memeriksa kesiapan perangkat, personel, serta sumber daya guna menghadapi potensi darurat,” kata Abdul Muhari. (jal)

Editor: Jufri Alkatiri