Abdul Mu’ti : Kemampuan agility salah satu kunci sukses menghadapi dunia yang berubah cepat. (Foto: istimewa)
Pijarberita.com- Jakarta. Dunia begitu cepat beradaptasi dan menjadi keniscayaan, ada yang bertahan, dan sebaliknya -- tidak sedikit pula yang tumbang. Bertahan karena keunggulan yang dimiliki dan tumbang karena disinyalir tidak mempunyai kemampuan agility dan kemampuan adaptasi dengan perubahan dunia seperti saat ini.
Menteri Penddikan Dasar dan Menengah, Prof. Dr. Abdul Mu’ti, pada Gelar Prestasi Anak Bangsa 2024 yang diikuti pelajar penerima Beasiswa Indonesia Maju (BIM) Program Persiapan S-1 Luar Negeri di Gedung kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah di Jakarta, Rabu mengatakan, agility adalah kunci untuk bertahan dan bahkan melesat. “Di tengah perubahan cepat, ada kesempaan bagi mereka yang punya agility, keunggulan untuk mereka bisa tampil melakukan berbagai inovasi dan kreativitas,” kata Abdul Mu’ti.
Mu’ti mengakui inovasi dan kreativitas yang ditampilkan dalam Gelar Prestasi Anak Bangsa 2024 sangat membanggakan. Optimistis bahwa Indonesia bisa mencapai puncak generasi emas sebelum 2045.
“Saya bahagia dan optimistis berdiri di hadapan kalian semua anak-anak Indonesia yang hebat. Kalau anak Indonesia seperti kalian semua saya kira Indonesia bisa mencapai puncak generasi emas sebelum 2045, ” ungkapnya, seraya berharap apa yang mereka capai itu bukan yang terakhir, tetapi menjadi awal untuk terus berinovasi dan berkreasi memajukan dan mengharumkan bangsa dan negara.
“Saya sangat berharap agar penampilan karya hebat tidak berhenti sampai di sini. Ini adalah awal untuk kalian bisa berprestasi, bisa berkarya dan bisa memajukan dan mengharumkan nama bangsa dan negara, dengan bakat bakat anda Indonesia menjadi negara yang hebat, menjadi negara yang kuat,” imbuhnya.
Kemampuan 6C
Menurut Abdul Mu’ti yang juga Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, dalam UU Sistem Pendidikan Nasional, meraka yang berbakat istimewa harus mendapatkan perhatian dari negara. Bakat sebagiannya adalah anugerah Tuhan, yang harus disyukuri bersama sebagai bagian dari usaha untuk lebih maju.
Kunci kemampuan abad ke-21 yang sering disebut dengan 4C, critical thinking-creativity-communication-collaboration itu, untuk saat ini, berkembang dengan adanya character dan citizenships. Tanpa character, kata Abdul Mu’ti, 4C tidak punya makna yang besar dalam kaitan kesuksesan sebagai pribadi di masa yang akan datang. Karakter yang menentukan seseorang menjadi siapa dan akan seperti apa. Karena itu semua harus dalam konteks citizenships dan kewarganegaraan.
Gelar Karya Prestasi Anak Bangsa memaparkan tiga karya dari kelompok, salah satunya kelompok The Hemisphere Project, menampilkan sistem aplikasi manajemen pengelolaan sampah. Dalam kelompok ini, Abdul Mu’ti menjadi salah satu panelis bersama Anggota DPR-RI Komisi X, Gamal Albinsaid, dan Anggota Dewan Pengarah BRIN, Tri Mumpuni. (*/jal)
Editor: Jufri Alkatiri