Abdul Mu'ti Buka Acara Tanwir I Aisyiyah (Foto: Humas Aisyiyah)

Pijarberita.com – Jakarta, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Abdul Mu'ti, dalam Pembukaan Tanwir I 'Aisyiyah membenarkan, banyak anak Indonesia yang belum sempat  mendapatkan layanan pendidikan dan putus sekolah karena kondisi  ekonomi maupun faktor lain dalam kehidupan.

Dalam pembukaan Tanwir I bertema Dinamisasi Perempuan Berkemajuan Mewujudkan Indonesia Berkeadilan,  Mu'ti berharap Aisyiyah bisa menjadi mitra Kemendikdasmen dalam mewujudkan pendidikan inklusif sehingga semua anak mendapatkan pendidikan berkualitas.

“Pendidikan inklusif diharapkan dapat mendukung pemenuhan wajib belajar 13 tahun yang dimulai dari pendidikan anak usia dini (PAUD). Wajib belajar 13 tahun ini meniscayakan peran penting dan dukungan masyarakat khususnya Aisyiyah yang selama ini memiliki gerakan luar biasa dalam pendidikan anak usia dini, “kata Mu'ti  di Jakarta

Dikatakan, TK ABA yang tersebar di seluruh pelosok negeri hingga mancanegara jumlahnya telah mencapai lebih dari 20 ribu sangat mendukung gerakan pendidikan Indonesia. Layanan pendidikan yang dimiliki ormas bahkan jauh lebih banyak jumlahnya dibandingkan TK yang dimiliki pemerintah.

Abdul Mukti sangat mengapresiasi peran Aisyiyah dalam pendidikan inklusif terutama pendidikan yang berbasis masyakarat karena banyak anak disabilitas maupun non disabilitas yang belum mendapatkan layanan pendidikan.

Sementara Sekretaris Umum PP 'Aisyiyah, Tri Hastuti  Aisyiyah mengatakan, kerjasama dengan pemerintah antara lain peningkatan kapasitas pendidik  maupun tenaga pendidik, penguatan peran keluarga dalam pendidikan inklusif, pendidikan karakter, literasi, dan numerasi. “Selain itu, penguatan kompetensi literasi dan numerasi bagi peserta didik dan penyelenggaraan wajib belajar 13 tahun yang inklusif,” ungkap Tri Hastuti.

Sinergi Kemendikdasmen dan Aisyiyah dalam gerakan pendidikan inklusif Aisyiyah diwujudkan dalam penandatanganan kerjasama yang dilakukan di Pembukaan Tanwir I 'Aisyiyah. (*/jal)

Editor: Jufri Alkatiri