Oleh: Anwar Rosyid Soediro*
Kekuatan doa memiliki tempat penting dalam tradisi intelektual Islam dan sistem mistik dan spiritual lainnya. Peralihan jiwa manusia kepada Sang Pencipta memulai proses penyembuhan yang bersifat psikologis dan spiritual. Dalam budaya Islam, ilmu (laku) do’a dan dzikir menawarkan refleksi praktis tentang kekuatan dan pengaruh doa.
Secara bahasa, dzikir berarti mengingat. Sedangkan doa berarti meminta. Namun, antara dzikir dan doa terdapat kaitan yang amat erat. Oleh karena itu terkadang dzikir pun dinamakan doa. Begitu pula sebaliknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Doa yang paling afdhal adalah Alhamdulillah”. (HR At-Tirmidzi dan dinilai shahih oleh Ibn Hibban).
Sebagaimana telah maklum bahwa hamdalah adalah dzikir — namun lihatlah bagaimana Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam menamakannya sebagai doa, bahkan doa yang paling afdhal. Para ulama menjelaskan bahwa doa itu ada dua macam. Pertama: doa yang berisi permintaan. Kedua: doa yang berisi pujian. Orang yang memuji Allah, sejatinya dia juga sedang berdoa meminta kepadaNya. Hanya saja dengan bahasa yang halus mengharap manifestasi asma dan sifat Allah pada dirinya.
Doa secara harfiah berarti “memanggil”, atau “meminta bantuan”. Dalam konteks spiritual, doa merupakan bentuk komunikasi antara manusia dan Sang Pencipta. Kekuatan doa didasarkan pada prinsip-prinsip dasar berikut: Doa memberikan fokus spiritual dan mental karena doa membawa energi niat.
Getaran kata-kata mengirimkan frekuensi niat ke alam semesta dan Sang Pencipta
Niat yang kuat dan berfokus dapat bertindak sebagai katalis untuk perubahan. Dia dapat memicu serangkaian peristiwa dan sinkronisitas yang selaras dengan keinginan kita. Konsep manifestasi niat, dimana niat yang kuat dan berfokus dapat membantu seseorang mewujudkan apa yang diinginkan.
Dalam fisika kuantum, partikel memiliki sifat probabilistik, di mana sifat-sifatnya seperti posisi dan energi diwakili oleh fungsi gelombang yang menentukan kemungkinan hasil yang berbeda pada saat pengukuran. Konsep ini dapat diaplikasikan pada niat, di mana niat yang kuat dapat meningkatkan kemungkinan hasil yang diinginkan. Sebagai ilustrasi:
# Dalam meditasi, orang-orang mungkin menggunakan quantum niat untuk memprogram pikiran dan energi mereka untuk mencapai tujuan tertentu.
# Dalam terapi, quantum niat mungkin digunakan untuk meningkatkan kemampuan seseorang untuk menyembuhkan diri sendiri.
# Dalam bisnis, quantum niat dapat digunakan untuk memotivasi karyawan dan mencapai tujuan perusahaan.
Menjadi relevan jika dalam agama-agama seperti Islam, Yahudi, dan Kristen, kata-kata suci diyakini memiliki kekuatan khusus. Setiap kata memiliki getaran spiritual, dan getaran ini dapat mengubah energi orang yang berdoa maupun berdzikir.
Doa membersihkan medan energi seseorang, melindunginya dari pengaruh negatif, dan menciptakan perisai spiritual. Sebagai contoh; Jawsyan al-Kabir adalah doa yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw melalui wahyu dan berisi 1001 nama dan sifat Allah. Doa ini menekankan kebesaran Allah dan kekuatan perlindungan yang mutlak. Nama-nama Allah (Asma al-Husna) adalah refleksi dari energi universal dan rahasia penciptaan. Jawsyan memungkinkan hubungan yang lebih dalam dengan Allah dengan menyebutkan kekuatan nama-nama ini. Jawsyan dianggap sebagai doa yang melindungi medan spiritual, fisik, dan energi seseorang. Doa ini dibacakan untuk perlindungan dari mata jahat, energi buruk, dan serangan spiritual.
Catatan: Jawsyan al-Kabir, ada dalam riwayat Sekte Syi’ah dan Muslim Suni Turki, ketika nabi menggunakan baju Jirah (baju besi) dalam peperangan terarasa sulit bergerak dan membikin luka di tubuh ketika bertempur karena gesekan dengan kulit; maka Malaikat Jibril turun memberikan doa/dzikir Jawsyan al-kabir sebagai pengganti baju jirahnya. Sebagaimana dipahami riwayat dari kelompok Syiah tidak dapat dijadikan sebagai hujah karena diragukan kesahihannya. Penulis ambil karena isinya asma-ul-husna dan menurut penulis baik untuk kita berdzikir dan berdoa. (jika diperlukan bisa saya attach)
Membaca dzikir dan doa secara teratur membantu seseorang menemukan ketenangan dan kedamaian spiritual. Dianjurkan untuk membacanya secara teratur di pagi dan sore hari. Doa dan dzikir dianggap sebagai tempat berlindung, terutama di saat-saat kesusahan, ketakutan, atau kesulitan. Pengulangan doa yang sering meningkatkan getaran spiritual seseorang.
Dipercayai bahwa setiap huruf dan ayat memiliki energi yang sesuai dengan rahasia penciptaan. Misalnya, 19 huruf Bismilah mengacu pada tatanan matematis alam semesta. Getaran yang dihasilkan oleh doa yang diulang-ulang akan menciptakan resonansi spiritual dan meningkatkan kekuatan spiritual seseorang.
Doa dan ayat-ayat tertentu memiliki efek membersihkan dan melindungi medan spiritual seseorang. Ayat-ayat dan Asmaul Husna digunakan dalam pengobatan penyakit. Misalnya; Surah Fatiha dibaca dengan tujuan penyembuhan. Doa-doa khusus dibaca untuk melindungi dari mata jahat, kerasukan Jin, dan energi buruk. (bersambung)
*Pemerhati Keagamaan, Filsafat, dan Alumni UGM Yogyakarta
Editor: Jufri Alkatiri