Oleh: Benz Jono Hartono*
Umat Islam di Indonesia mayoritas terbesar dalam sebuah bangsa yang dianugerahi kekayaan alam luar biasa, namun kenyataannya, kekuatan besar itu tidak otomatis menjelma menjadi kejayaan. Justru yang terjadi adalah keterbelakangan, perpecahan internal, manipulasi ideologi, dan dekadensi moral. Lantas, apa yang sebenarnya menjadi penyebab kehancuran umat Islam di Indonesia?
1. Perpecahan Internal: Musuh dari dalam lebih berbahaya. Ketika sesama muslim saling menghancurkan, mereka tidak lagi punya waktu melihat datangnya musuh yang sebenarnya.. Firqoh dan fanatisme kelompok. Politik identitas yang hanya dimanfaatkan pada tahun Pemilu. Rebutan klaim “paling Islami”, dan perang opini di media sosial yang menguras energi umat. Ketika semua merasa benar, kebenaran itu sendiri ditinggalkan.
2. Ketergantungan Ekonomi: Mayoritas ibadah, minoritas kuasa. Umat Islam masih dominan pada sektor: konsumen, buruh, dan objek pasar, namun minim pada sektor: produksi besar, penguasaan bisnis strategis, dan ekonomi digital dan teknologi masa depan. Siapa menguasai ekonomi, “mengendalikan politik” menentukan masa depan. Mayoritas hanya menjadi pasar yang diperah, bukan pemilik kekuatan yang memutuskan arah bangsa.
3. Pendidikan Islam yang terkoyak: Sejak kolonialisme hingga era moderen: Kurikulum Pendidikan Islam diringkas menjadi ritual. Sejarah kejayaan Islam disembunyikan. Generasi muslim tidak dibekali ilmu sains, teknologi, dan strategi peradaban — maka lahirlah umat yang taat namun tidak tangguh, beriman tetapi tidak memimpin.
4. Dikuasai Narasi Media Globa: Media sosial hari ini menjadi “masjid kedua”, tetapi isinya lebih banyak sampah budaya. Hoaks dan adu domba memenuhi timeline, Generasi muda dicekoki gaya hidup hedon. -Algoritma lebih ditaati daripada Al-Qur’an, dan akhirnya umat sibuk dengan viral, lupa pada survival.
5. Ketidakmampuan Melahirkan Ulama-Umaro Seimbang: Umat terjebak memilih dua kutub ekstrem: A. Pemimpin yang kuat secara politik tetapi lemah iman. B. Ulama yang kuat iman tetapi tidak menguasai strategi kekuasaan. Padahal sejarah kejayaan Islam membuktikan Ulama dan Umaro’ harus bersatu untuk membangun peradaban.
6. Dijauhkan dari Persatuan Dunia Islam: Agenda geopolitik global selalu sama: bagi dan kuasai umat Islam.” Ketika Indonesia tercerabut dari kekuatan dunia Islam, Indonesia menjadi pasar politik internasional, lokasi investasi yang menguntungkan asing dan objek eksploitasi sumber daya
Mengapa umat Islam tidak boleh bersatu? Karena bila bersatu, akan sulit dikendalikan. Apa yang harus dilakukan? Tidak cukup sekadar mengeluh dan menyalahkan. 1. Bangun ekonomi umat berbasis kolaborasi. 2. Perkuat pendidikan Islam terpadu: aqidah + sains + teknologi. 3. Kuasai pertempuran media dan informasi. 4. Hilangkan fanatisme golongan, satukan tujuan umat. 5. Perbanyak kader pemimpin muslim berintegritas. 6. Integrasikan kekuatan Islam secara nasional dengan dunia Islam global
Kehancuran umat Islam di Indonesia bukan takdir, tetapi konsekuensi pilihan. Kebangkitan umat Islam juga bukan mimpi, melainkan hasil perjuangan kolektif. Umat Islam pernah menjadi pemimpin dunia. Bukan mustahil itu terulang. Asalkan umat ini berhenti saling melemahkan dan mulai bersama membangun kekuatan. “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, hingga mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11)
*Praktisi Media Massa dan Vice Director Confederation ASEAN Journalist (CAJ) PWI Pusat
Editor: Jufri Alkatiri
