Oleh: Kurniawan Zulkarnain*
Praktek Pendidikan dibanyak negara berkembang termasuk Indonesia sering menjadi alat melanggengkan kekuasaan dan membungkam kebebasan. Gelar panjang tanpa disertai kemampuan intelektual yang memadai seolah pengganti gelar feodalisme masa lalu. Dipelihara dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Untuk menuju Indonesia Maju, diperlukan pribadi-pribadi yang berkarakter dan berjiwa merdeka dan bebas untuk mengaktualisasikan dirinya. Masyarakat kita belum sembuh dari trauma penjajahan yang diderita oleh beberapa generasi.Kondisi traumatik harus segera dipulihkan.
Trauma itu mengendap dibawah alam sadar dalam wujud rendah itu,untuk menghilangkannya sebagian besar masyarakat kita menggantinya dengan gelar akademik semisal Drs, Ir, Dr bahkan jabatan Profesor tanpa kapasitas yang memadai. Fenomena ijazah palsu yang akhir-akhir ini ramai,tidak terlepas dari rasa rendah diri.
Pendidikan yang membebaskan menurut Paulo Freire — seorang Profesor Pendidikan asal Brazilia– adalah konsep pendidikan yang menekankan pada proses humanisasi, di mana pendidikan bukan sekadar transfer pengetahuan secara pasif, melainkan suatu proses dialogis dan partisipatif yang mendorong kesadaran kritis peserta didik.Membangun generasi penjaga alam sekitarnya.
Freire mengkritik pendidikan model banking yang melihat peserta didik sebagai wadah kosong yang diisi oleh guru yang seolah tahu segalanya. Murid atau anak diminta menghapal apa yang diajarkan guru tanpa dialog. Model ini jauh dari upaya transformasi dan tidak membangun kesadaran kritis ,murid menjadi pasif dan tertindas.
Pendidikan yang membebaskan
Pendidikan penyadaran adalah sebuah praktik pembebasan yang membebaskan baik pendidik maupun peserta didik dari kebisuan dan penindasan, dengan tujuan membangkitkan kesadaran kritis dan memperkuat peran manusia sebagai subjek dalam dunia pendidikan dan kehidupan sosial.
Pembebasan dalam pendidikan Freire berarti membebaskan individu dan masyarakat dari kondisi penindasan melalui proses pendidikan yang demokratis, dialogis, dan memberdayakan untuk perubahan sosial yang aktif dengan mendayagunakan potensi lingkungannya.
Secara ringkas, pendidikan yang membebaskan menurut Freire adalah pendidikan yang:Mendorong dialog dan partisipasi aktif, bukan sekadar mentransfer pengetahuan secara pasif.Menumbuhkan kesadaran kritis agar peserta didik bisa mengidentifikasi dan mengubah kondisi penindasan dan melibatkan kedudukan setara antara guru dan murid sebagai pelaku pembelajaran.
Pendidikan yang membebaskan bertujuan untuk humanisasi dan emansipasi kaum tertindas agar mereka berperan aktif dalam perubahan sosial.Konsep ini relevan dengan pendidikan yang memanusiakan manusia dan mengkritik pendidikan sebagai instrumen penindasan yang harus dihapuskan serta digantikan dengan sistem pendidikan yang memberdayakan dan membebaskan.
Bagi Freire Manusia bebas adalah pribadi yang berani mengambil tindakan berdasarkan bisikan nuraninya, untuk tujuan humanisasi dan kebahagian,bukan saja pribadi tapi kebahagian kolektif.Dengan memiliki ilmu pengetahuan dan berkarakter,ia mampu mengubah realitas sosial untuk kesejahteraan bersama. Wallahu’Alam Bi Sowab.
* Konsultan Pemberdayaan Masyarakat dan Pencinta Ilmu Pengetahuan
Editor: Jufri Alkatiri
