Pijarberita.com, Jakarta – Tulisan kreatif dan radikal (mendalam), serta bernas tidak mungkin lahir secara instan seketika, melainkan melalui proses panjang yang dilengkapi dengan hermeneutika atau penafsiran makna yang berlatarbelakang sumber bacaan yang valid.
Wartawan Senior Aat Surya Safaat yang juga Direktur Lembaga Uji Kompetensi Wartawan (UKW) PWI Pusat di Bekasi, Minggu mengatakan, menulis yang baik itu, lahir dari latihan berulang-ulang. “Perbanyak bacaan, berdiskusi, dan terbuka terhadap nasihat dan kritik,” kata Aat dalam diskusi santai dan terukur dengan Fokus Kajian Workshop Creative Writing bertema “Merangkai Tulisan Merawat Peradaban Menyongsong Kemerdekaan Palestina dan Kembalinya Masjidil Aqsa”
Aat berbagi pengalaman ketika bertugas sebagai wartawan di Amerika Serikat, termasuk saat meliput berbagai sidang di Markas PBB, New York. “Pengalaman internasional memberi kita wawasan untuk melihat persoalan global, termasuk isu Palestina, dengan lebih mendalam,” ujarnya.
Ditambahkan, setiap pekerjaan yang mulia, termasuk menulis, tidak bisa diraih dengan jalan singkat. “Kita harus terus belajar, bersabar, dan berproses — karena menulis adalah amal yang bisa merawat peradaban,” ungkapnya.
Aat Surya Safaat adalah Jurnalis Senior Indonesia yang pernah menjabat sebagai Kepala Biro LKBN ANTARA di New York, AS. Selama bertugas di Amerika Serikat, dia banyak meliput sidang-sidang Majelis Umum PBB serta berbagai isu global, termasuk Palestina. Dia juga pernah menjadi Pemimpin Redaksi Kantor Berita ANTARA di Jakarta dan dikenal aktif sebagai pembicara di berbagai seminar jurnalistik serta pelatihan kepenulisan. Selain itu, Aat telah menulis sejumlah buku terkait Jurnalisme dan media massa.
Melalui kegiatan tersebut, Aa Surya Safaat mengharapkan tidak hanya meningkatkan keterampilan menulis, tetapi juga membangun kesadaran akan peran tulisan dalam merawat peradaban dan memperjuangkan kemerdekaan bangsa Palestina.
Diskusi santai ini juga menunjukkan sinergi dunia akademisi dengan isu-isu global, di mana penulis, mahasiswa, dan dosen memiliki posisi strategis dalam membentuk opini publik dan memperkuat solidaritas internasional. (*)
Editor: Jufri Alkatiri
Caption Foto: Aat Surya Safaat, Direktur Lembaga UKW PWI Pusat bersama Ketua Komisi Pendidikan Dewan Pers M Busyro Muqoddas pada Diskusi Pers di Bekasi (Foto: Jufri Alkatiri)
