Makna Hari Pahlawan Nasional 10 November 2025: Transformasi Semangat Juang Jadi Aksi Nyata

Oleh: Prof. Dr. Murodi al-Batawi, MA*

Setiap tanggal 10 November, bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Pahlawan Nasional. Peringatan ini bukan sekadar seremoni tahunan atau mengenang masa lalu, melainkan sebuah refleksi mendalam sejarah heroik dan momentum untuk mentransformasi nilai-nilai kepahlawanan ke dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara masa kini. Pada tahun 2025, peringatan ini mengusung tema “Pahlawanku Teladanku, Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan”, sebuah panggilan moral untuk meneladani semangat juang para pahlawan dan meneruskannya dalam bentuk kontribusi nyata.

Akar Sejarah: Episentrum Perlawanan di Surabaya

Penetapan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan didasarkan pada peristiwa heroik Pertempuran Surabaya pada tahun 1945. Pertempuran ini merupakan konflik bersenjata terbesar dan terberat antara pasukan Indonesia dengan pasukan sekutu (Inggris yang dibantu Belanda) setelah Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.

Secara historis, pertempuran ini pecah setelah Mayor Jenderal T.E.L. Thompson, komandan pasukan Inggris untuk Jawa Timur, tewas dalam baku tembak. Pihak sekutu mengeluarkan ultimatum agar rakyat Surabaya menyerahkan senjata, namun ditolak mentah-mentah. Ultimatum ini memicu perlawanan rakyat Surabaya yang didorong oleh semangat kebersamaan, keikhlasan, dan rasa cinta tanah air yang mendalam. Meskipun ribuan pejuang gugur, perlawanan gigih mereka menunjukkan kepada dunia internasional bahwa kemerdekaan Indonesia merupakan harga mati dan bukan bangsa yang mudah ditaklukkan kembali. Peristiwa ini menjadi simbol nasional atas perlawanan Indonesia terhadap kolonialisme dan menjadi pendorong semangat juang di daerah lain.

Makna Peringatan Hari Pahlawan di Era Modern

Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2025 memiliki beberapa makna fundamental yang relevan, baik secara historis maupun kontekstual:  1. Menumbuhkan Semangat Nasionalisme dan Cinta Tanah Air. Makna paling mendasar adalah untuk menumbuhkan kembali semangat nasionalisme dan cinta tanah air. Di tengah gempuran budaya global dan tantangan disintegrasi bangsa, mengenang pengorbanan para pahlawan menjadi pengingat pentingnya persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

2. Keteladanan Nilai-nilai Kepahlawanan. Para pahlawan berjuang tanpa pamrih, mengorbankan harta bahkan nyawa demi kemerdekaan. Nilai-nilai seperti semangat pantang menyerah, rela berkorban, dan kepedulian terhadap sesama menjadi teladan abadi yang harus diinternalisasi oleh generasi penerus, sejalan dengan tema tahun ini: “Pahlawanku Teladanku”.

3. Pahlawan Masa Kini. Transformasi Perjuangan: Tema “Terus Bergerak, Melanjutkan Perjuangan” menegaskan bahwa perjuangan belum usai. Konteks “pahlawan” masa kini bergeser dari medan perang fisik ke medan perjuangan lain, seperti: Melawan kemiskinan dan ketidakadilan: Berkontribusi dalam pembangunan ekonomi yang adil dan merata.

Memerangi kebodohan: Berperan aktif dalam meningkatkan kualitas pendidikan bangsa. Menjaga kedaulatan di era digital: Menjaga persatuan di media sosial, melawan berita bohong (hoaks), dan menyebarkan konten positif yang membangun. Peringatan Hari Pahlawan adalah cara bangsa Indonesia untuk menghargai sejarahnya. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya.

*Profesor Sejarah dan Peradaban. Dosen Tetap Sekolah Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Editor: Jufri Alkatiri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *