Pijarberita.com, Surabaya – Sekitar 20 pelaku usaha sektor pertanian di Jawa Timur mengikuti pertemuan bersama organisasi PUM Netherlands di Graha Kadin Jatim, Selasa. Pertemuan ini menjadi langkah awal untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan yang dihadapi pelaku usaha pertanian lokal sekaligus membuka peluang kerja sama peningkatan kapasitas dan nilai tambah produk.
Peserta merupakan pelaku usaha dari berbagai komoditas unggulan seperti kopi, bunga hias, mangga, hingga Kayu Gaharu. Mereka berkesempatan berdialog langsung dengan Frank Leenen, Agriculture Sector Manager PUM Netherlands, yang datang khusus ke Surabaya untuk melihat lebih dekat potensi pertanian Jawa Timur.
Frank dikenal sebagai ahli pertanian dengan pengalaman panjang di berbagai negara. Dia bukan hanya manajer sektor, melainkan juga seorang petani aktif yang mendedikasikan hidupnya untuk pemberdayaan ekonomi daerah. Selama puluhan tahun, dia berkeliling dunia untuk mengajarkan praktik pertanian berkelanjutan di perusahaan besar, menengah, maupun koperasi.
Frank mengatakan, visi PUM — membantu agriculture entrepreneur membangun masa depan yang lebih baik melalui transfer ilmu dan pengalaman. “Kami melihat petani dan pelaku usaha di sini sebagai mitra sejajar. Yang terpenting adalah kedekatan dan komitmen untuk bersama-sama membangun,” katanya.
PUM merupakan organisasi nirlaba berbasis di Belanda, dengan jaringan ahli dari Belanda, Belgia, dan sejumlah negara Eropa lainnya. Mereka tidak memberikan bantuan finansial, melainkan pendampingan langsung dalam bentuk pelatihan, konsultasi, hingga mentoring pribadi. Setiap ahli PUM memiliki pengalaman profesional lebih dari 40 tahun di bidangnya.
Pendampingan yang ditawarkan berlangsung selama 9–10 hari secara langsung di lapangan, dilanjutkan dengan sesi daring jika dibutuhkan. Para ahli dapat membantu mulai dari peningkatan kualitas produksi, manajemen pasca-panen, strategi pemasaran, hingga pengembangan kapasitas sumber daya manusia di perusahaan pertanian.
Frank menjelaskan, PUM menetapkan sejumlah kriteria bagi perusahaan yang akan didampingi, di antaranya memiliki 10 hingga 250 pekerja, berstatus swasta, serta telah beroperasi minimal dua tahun dengan pendapatan antara 10 ribu hingga 5 juta euro per tahun. “Yang kami cari bukan yang paling besar, tetapi yang punya komitmen kuat untuk tumbuh dan memperbaiki diri,” tambahnya.
Selain membantu perusahaan, PUM juga berharap dapat berkolaborasi dengan sekolah kejuruan, lembaga pendidikan, dan komunitas lokal untuk menumbuhkan generasi muda yang mencintai dunia pertanian. “Kami ingin menjadi jembatan antara pengalaman global dengan potensi lokal,” kata Frank.
Dalam pertemuan tersebut, terungkap potensi pertanian Indonesia, khususnya Jawa Timur, sangat besar, namun belum sepenuhnya tergarap optimal. Banyak komoditas bernilai tinggi seperti tanaman untuk kebutuhan kesehatan dan kecantikan masih diekspor dalam bentuk mentah, sehingga nilai tambah justru dinikmati negara lain.
“Tantangannya adalah bagaimana nilai tambah itu bisa tinggal di Indonesia,” jelas Frank. Karena itu, PUM mendorong adanya hilirisasi dan diversifikasi tanaman agar petani tidak bergantung pada musim tertentu dan memiliki sumber pendapatan yang lebih beragam.
Ketua Umum Kadin Jawa Timur, Adik Dwi Putranto, menyambut baik kerja sama tersebut dan mengatakan pertanian adalah sektor penting karena menjadi penyumbang ketiga terbesar terhadap PDRB Jawa Timur. “Pendampingan seperti ini penting untuk memperkuat hilirisasi, terutama pengolahan pasca panen. Saat panen raya, harga biasanya jatuh, dan di situlah pentingnya teknologi pasca panen,” ujar Adik Dwi Putranto,
Dikatakan, beberapa komoditas seperti Mangga dan Bunga hias memiliki potensi besar menembus pasar Eropa. PUM bahkan akan membantu mendatangkan benih unggul dari Belanda serta memberikan pelatihan pengelolaan dan pemasaran agar produk Jawa Timur mampu bersaing secara global. Dengan dukungan PUM, pelaku usaha diharapkan tidak hanya mampu meningkatkan kualitas produknya, tetapi juga memperluas jaringan pasar internasional.
“Tujuan akhir kami adalah ekonomi yang lebih besar dan berkelanjutan, baik secara pendapatan maupun sosial,” ungkap Frank Leenen. (nisa)
Editor: Jufri Alkatiri